Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Pekan Suci di Larantuka NTT: Warisan Tradisi Paskah dari Kerajaan yang Hidup Sampai Hari Ini

BASAKATA - Liburan panjang akan diadakan setelah Idul Fitri pada Paskah tahun 2025. Seri acara Paskah berlangsung mulai Jumat Agung, 18 April 2025, sampai hari Minggu, 20 April 2025, yang merupakan Hari Kebangkitan Tuhan Yesus Kristus atau disebut juga sebagai Paska.

Di Indonesia terdapat sebuah tradisi perayaan Paskah yang khas yaitu acara Semana Santa di Larantuka, Flores Timur, NTT.

Tidak hanya sebuah perayaan Paskah biasa, Semana Santa merupakan festival kepercayaan yang telah diteruskan selama berabad-abad dan bertindak sebagai bukti signifikan dari kesetiaan tradisi Katolik dalam komunitas Larantuka.

Semana Santa yang berarti "Pekan Suci" dalam bahasa Portugis, merupakan rangkaian doa dan prosesi sakral untuk mengenang sengsara, wafat, dan kebangkitan Yesus Kristus.

Sejarah Semana Santa

Tradisi Semana Santa di Larantuka tidak terlepas dari sejarah Kerajaan Larantuka, yang merupakan kerajaan Katolik tertua di Nusantara.

Pada sekitar abad ke-15, doktrin Katolik mulai diperkenalkan di daerah ini oleh misi pendeta dari Portugal. Hingga mencapai puncaknya pada tahun 1665 ketika Raja Larantuka yang kesepuluh, Don Fransisco Ola Adobala Diaz Vieira de Godinho, secara resmi mengambil keyakinan Katolik sebagai agamanya.

Dia setelahnya mengangkat Bunda Maria menjadi Ratu Kerajaan. Dari situlah, kepercayaan Katolik berkembang kencang dan dilestarikan secara generasi demi generasi di Larantuka.

Perayaan Semana Santa ini terbentuk karena adanya situasi krisis rohani di mana Larantuka kurang lebih 80 tahun tidak mempunyai pemandu spiritual dalam bentuk imam atau pastor.

Agar tetap menjaga keyakinannya, komunitas tersebut mulai melaksanakan doa rosario bersama setiap hari Sabtu. Inilah awal dari tradisi yang akhirnya berubah menjadi perayaan Semana Santa seperti yang kita kenal sekarang.

Ritual Semana Santa, Kapal Berok serta doa di atas laut

Satu prosesi penting dalam Semana Santa Larantuka adalah Perayaan Laut antara Tuhan Yesus yang Ditujuk Palu.

Pada tahap ini, kapal tradisional yang disebut Berok mengangkut kotak berisi patung Yesus Salib dari Pantai Kota ke arah Pantai Kuce Pohon Sirih.

Kapal ini bertabuh dengan daun gebang dan dikelilingi oleh perahu-perahu kecil beserta kapal-kapal raya yang memuat ribuan jemaah dan peziarah.

Kapal Berok cuma ditempati enam individu terpilih, mereka dipandang sudah bebas dari dosa. Tugas suci itu dilaksanakan dengan rasa hormat serta kekhususan.

Sepanjang petualangan di lautan, ribuan jemaah Katolik mengucapkan doa dengan lirih sementara menyanyikan lagu puji-pujian, menimbulkan atmosfer sunyi namun begitu menusuk hati. Tetesan air laut yang menerobos masuk ke kapal pun diyakini membawa berkah dan kerapkali dikumpulkan oleh para pemeluk agama tersebut sebagai air suci.

Saat berdoa dan bertobat selama Semana Santa

Untuk warga Larantuka, Semana Santa bukan dianggap sebagai sebuah pesta atau hiburan, tetapi lebih kepada saat refleksi dan berdoa dengan kesungguhan hati.

Proses ini tidak hanya terjadi pada Jumat Agung saja, melainkan sudah dimulai jauh sebelum itu. Dalam periode tujuh pekan pra-Paska, 13 kelompok famili di Larantuka yang dikenal sebagai Suku Semana secara berturut-turut melakukan doa di kapel mereka masing-masing.

Puncak prosesi berlangsung pada malam Jumat Agung, yang disebut juga sebagai Prosesi Cium Tuan. Pada momen ini, jemaah mencium salib Tuhan Yesus (dikenal sebagai Tuan Ana) serta patungan Bunda Maria (disebut Tuan Ma).

Pada malam tersebut, seluruh kota dipenuhi dengan cahaya dari ribuan lilin, sementara suara doa Rosario Santa Maria berkumandang di telinga para jamaah yang berbondong-bondong datang.

Tradisi verbal yang masih lestari

Perayaan Paskah di Larantuka merupakan warisan verbal yang masih bertahan sampai sekarang. Meskipun tidak terdapat dokumen tertulis mengenai awal perayaannya, banyak orang percaya bahwa tradisi tersebut sudah berjalan selama lebih dari 500 tahun.

Kesempurnaan dari Semana Santa Larantuka terletak pada kemampuannya menyatukan elemen-elemen keyakinan Katolik dengan tradisi setempat dalam keseimbangan yang apik.

Pada minggu suci ini, warga Larantuka bahkan menangguhkan semua kegiatan duniaiah, serupa dengan perayaan Hari Raya Nyepi bagi pemeluk Hindu.

Ini merupakan ungkapan penghargaan atas arti penderitaan Yesus serta masa untuk melakukan refleksi batiniah.

Posting Komentar untuk "Pekan Suci di Larantuka NTT: Warisan Tradisi Paskah dari Kerajaan yang Hidup Sampai Hari Ini"